5 Kesalahan Backup Data Perusahaan yang Harus Dihindari

Dalam dunia bisnis, kehilangan data penting perusahaan dan customer adalah salah satu malapetaka besar yang dapat merugikan keberlangsungan bisnis. Hilangnya data-data tersebut bisa mengurangi kepercayaan customer terhadap layanan perusahaan dan secara tidak langsung mengurangi pendapatan bisnis. Maka dari itu, penting bagi sebuah perusahaan untuk rutin melakukan backup (pencadangan data) untuk mengantisipasi risiko kehilangan atau kerusakan file di kemudian hari.

Sejak adanya transformasi digital, kini sudah banyak bisnis yang menggunakan layanan cloud untuk menyimpan data penting perusahaan. Sebab, layanan cloud menawarkan lebih banyak kemudahan dan efisiensi. Misalnya, proses backup yang dilakukan di cloud yang bisa dilakukan secara otomatis dan terjadwal.

Meskipun begitu, terkadang tidak jarang perusahaan masih melakukan beberapa kesalahan dalam proses backup sehingga penyalinan data tidak berjalan dengan maksimal.

Oleh karena itu, berikut akan disajikan 5 kesalahan backup data perusahaan sehingga Anda bisa menghindarinya dan menerapkan strategi yang tepat. Mari simak informasi lebih lengkapnya di bawah ini!

1. Backup data tidak dilakukan secara berkala

Kesalahan umum yang sering terjadi adalah tidak dilakukannya pencadangan data secara rutin dan berkala. Biasanya kesalahan ini terjadi karena faktor human error atau ada kesalahan pada konfigurasi sistem pencadangan.

Dampak yang ditimbulkan dari permasalahan ini adalah tidak adanya salinan file yang bisa diakses dan dipulihkan ketika suatu saat terjadi serangan siber. Untuk itu, penting bagi perusahaan untuk memiliki media penyimpanan dengan fitur backup otomatis guna menghindari kesalahan tersebut.

Sekarang ini, hampir semua penyedia jasa penyimpanan digital seperti cloud computing Link Net sudah menyediakan fitur auto backup. Anda bisa menggunakan layanan tersebut untuk memaksimalkan penyalinan data perusahaan Anda.

2. Salinan data tidak dienkripsi dengan baik

Tidak hanya data utama saja yang perlu dienkripsi, backup data juga harus dienkripsi dengan baik untuk meminimalisasi kerugian. Pasalnya, kejahatan siber bisa menyerang jenis file apa pun termasuk file yang sudah di-backup. Cukup mengerikan, bukan?

Namun, perusahaan terkadang lalai untuk mengenkripsi salinan file sehingga kerahasiaan dan keamanan file bisa terancam. Dampaknya tidak lain dan tidak bukan adalah serangan siber berupa virus ransomware bisa saja menjangkit file perusahaan.

Perusahaan bisa mengatasi kemungkinan kesalahan tersebut dengan memastikan data cadangan sudah menggunakan metode enkripsi yang kuat, seperti enkripsi end-to-end.

3. Tidak menyimpan backup data di media yang aman

Perlu diingat bahwa tujuan mencadangkan data adalah sebagai “cadangan” apabila server penyimpanan utama mengalami permasalahan. Untuk itu, Anda perlu menyimpannya di media penyimpanan yang aman dan terpercaya.

Kesalahan umum pada perusahaan adalah penyimpanan salinan data ditempatkan pada media yang sama. Lalu, bagaimana jadinya jika server tersebut diserang oleh hacker? Tentu salinan data di dalamnya juga akan ikut diserang, bukan?

Jika Anda tidak ingin data utama perusahaan dan salinannya hilang secara bersamaan, pastikan Anda menyediakan media penyimpanan yang aman dan terpisah dari server utama. Apabila perusahaan Anda menggunakan layanan cloud, biasanya server tersebut akan secara otomatis memindahkan salinan file ke jaringan terpisah. Jadi, Anda tidak perlu repot lagi menyediakan media penyimpanan yang lain.

4. Kapasitas penyimpanan tidak mencukupi

Pernahkah ketika Anda ingin backup data perusahaan, proses pencadangan terhambat karena memori tidak mencukupi? Jika pernah, itu adalah salah satu kesalahan fatal yang cukup sering dialami oleh setiap perusahaan.

Terkadang, perusahaan tidak mempertimbangkan adanya penambahan jumlah data yang signifikan sehingga menghambat proses pencadangan. Jika kapasitas penyimpanan tidak mencukupi, salinan data tidak akan tersimpan sempurna dan cenderung mengalami kegagalan.

Jadi, perusahaan harus memastikan kapasitas memori cukup untuk backup data. Jika Anda menggunakan media penyimpanan lokal, biasanya ada batasan memori yang disediakan seperti 4GB, 6GB, dan maksimal 1TB.

Namun, apabila perusahaan Anda menggunakan layanan cloud, umumnya memori yang ditawarkan lebih besar dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Jadi, Anda tidak perlu membeli media penyimpanan baru untuk memindahkan data. Hanya dengan menambah biaya layanan, Anda bisa menambah atau mengurangi memori penyimpanan.

Ada banyak penyedia layanan cloud seperti Link Net yang akan memfasilitasi memori penyimpanan yang besar untuk perusahaan Anda.

5. Koneksi jaringan tidak stabil

Tidak adanya koneksi jaringan cepat dan stabil juga menjadi bentuk kesalahan umum yang terjadi pada proses backup data perusahaan. Ditambah lagi jika Anda menggunakan layanan cloud yang sangat mengandalkan konektivitas internet.

Hilangnya koneksi di tengah-tengah proses pencadangan akan menghambat penyalinan data. Bahkan, terkadang proses menjadi gagal sepenuhnya akibat terputusnya koneksi tersebut.

Maka dari itu, ketika Anda ingin mencadangkan file, pastikan koneksi stabil dan cepat dengan mengeceknya terlebih dahulu.

    Demikianlah 5 kesalahan backup data perusahaan yang harus dihindari jika ingin proses pencadangan berjalan lancar. Jika Anda ingin menghindari beberapa kesalahan tersebut, Anda bisa bekerja sama dengan penyedia jasa penyimpanan data digital seperti Link Net agar proses backup bisa lebih optimal. Layanan tersebut akan menyediakan ketersediaan salinan data perusahaan agar bisa diakses kapan pun.

    Add Comment