Jika kamu sudah kenal dengan ponsel jaman sekarang maka tidak asing lagi dengan nama XIAOMI. Brand asal china yang terkenal dengan perangkat smartphone buatannya. Jika kamu melihat jajaran produk mereka, akan ada tiga nama yang menjadi fokus utama, yaitu Xiaomi, Redmi, dan Poco. Semuanya juga menggunakan antarmuka yang sama pula dengan MIUI.
Ketiganya menawarkan spesifikasi yang menggiurkan, tanpa perlu membuat dompet menjadi seret. Dengan itulah mereka bisa menggaet banyak orang untuk membeli dan memakai produk mereka. Namun sebenarnya apa yang membedakan lineup produk mereka, kita akan bahas di sini.
Berikut perbedaan produk Xiaomi, Redmi dan POCO?
Xiaomi
Sebelumnya ponsel jajaran ini bernama MI (Mobile Internet), dan yang terakhir dari produk yang memakai nama tersebut adalah seri MI 11. Kemudian pada 2021 perusahaan mengganti nama itu dengan “Xiaomi” yang mulai digunakan di seri Xiaomi 12.
Jajaran Xiaomi adalah yang terbaik dari yang lain, berfokus pada pembuatan perangkat mid-range (seri Lite) dan high-end (kelas Flagship mahal), menawarkan kualitas premium di atas Redmi dan Poco. Lebih mementingkan pengalaman pengguna, untuk orang yang ingin tampil mewah. Seperti desain premium, kemampuan kamera terbaik dengan kinerja yang sangat mumpuni.
Semua dukungan dan pengoptimalan dilakukan lebih baik di jajaran Xiaomi. Contohnya seperti yang mereka lakukan pada sektor Kamera, di mana proses pengolahan foto dan video dilakukan dengan sangat baik. Kemudian tidak adanya iklan yang tampil di sistem.
Kesimpulannya jajaran Xiaomi selalu dikelola dan di racik dengan baik, lebih optimal dan lebih maksimal. Intinya pelanggan yang membeli ini akan diberikan sesuatu yang lebih premium. Walau dibanderol dengan harga yang lebih tinggi dari lainnya. Namun dengan membayar lebih mahal pengguna diberikan fitur dan keunggulan lebih.
Redmi
Nama Redmi sudah dipakai sejak 2013, zaman itu ponsel Samsung mulai terkesan jelek karena adanya saingan dari Ponsel Redmi. Karena secara kemampuan, Redmi mempunyai spesifikasi yang lebih tinggi dengan harga yang rendah.
Redmi selalu mengeluarkan perangkat entry-level dan mid-range, jajaran ini ditujukan untuk orang yang mencari ponsel dengan harga murah namun punya spesifikasi tinggi. Kelasnya berada dibawanya Xiaomi, namun masih memiliki tampilan yang mewah dan tidak kalah dengan merk lain.
Ponsel Redmi lebih berfokus pada spesifikasi. Namun di sisi pelayanan, pengguna akan merasakan ada yang kurang, contohnya punya spesifikasi kamera yang bagus 108MP namun hasil foto dan video masih kalah jika dibandingkan dengan yang Xiaomi yang cuman 64MP, padahal harga keduanya sepadan.
Kemudian pengguna juga akan melihat Iklan yang ditampilkan di aplikasi sistem seperti saat install aplikasi. Namun masih dalam bawah wajar dan jarang, sehingga tidak sampai mengganggu kenyamanan pengguna.
Kesimpulannya ponsel Redmi lebih mengunggulkan spesifikasi hardware tinggi, namun masih di bawah dari premium.
Benar ponsel Redmi memiliki spesifikasinya tinggi namun masih kurang pengoptimalan dari sisi software jika dibandingkan jajaran Xiaomi.
Orang yang membeli ponsel Redmi biasanya lebih mementingkan perangkat dengan spesifikasi tinggi (seimbang dalam segala hal) namun dengan harga yang relatif murah dibandingkan kompetitor.
POCO
Kemudian POCO, yang berdiri sejak 2018. Pertama kali diperkenalkan dengan nama Pocophone, namun tahun 2020 namanya diubah menjadi POCO. Sama seperti Redmi, ini juga sub-brand dari Xiaomi. Jajaran ini dekat dengan kategori gamer karena memiliki kemampuan performa yang tinggi, di sisi lain harganya juga lebih bersahabat.
POCO berfokus dalam mengeluarkan perangkat entry-level dan mid-range dengan poin utamanya adalah performa. Beberapa jajaran terbaiknya (yaitu seri X dan F) biasa dijuluki dengan “flagship killer”, walaupun sebenarnya juga tidak bisa dibilang flagship. Namun bisa dikatakan kinerja yang ditawarkan masih dalam kategori kelas flagship yaitu “super ngebut”.
Untuk seri bawah biasanya punya spesifikasi yang bisa dikatakan mirip dengan jajaran Redmi, namun lebih fokus pada kinerja. Kemudian dari segi tampilan; POCO terlihat lebih menonjol, unik, dan terkesan berani. Menggunakan antarmuka khusus bernama MIUI for Poco.
POCO punya segmen pasar dari harga murah menengah hingga tinggi (mahal). Orang yang membeli akan dibayarkan dengan performa terbaik dikelasnya.
Kualitas layanan yang diberikan mirip dengan Redmi dan tetap berada di bawah jajaran Xiaomi, seperti biasa pengguna akan melihat sedikit iklan di aplikasi bawaan, namun tetap wajar dan tidak sampai mengganggu.
Black Shark
Yang ini mungkin akan lebih asing dari ketiganya (yang di atas), kecuali kalau kamu seorang penggemar ponsel gaming yang selalu up to date. Ponsel merk Black Shark memang 100% diperuntukkan untuk pemain game.
Jika kamu melihat smartphone Black Shark disandingkan dengan Xiaomi, mungkin akan berasumsi bahwa itu bagian dari perusahaan Xiaomi, itu salah.
Telah diterbitkan di indiatimes.com bahwa Black Shark adalah perusahaan teknologi game dari Tiongkok yang memproduksi jajaran smartphone gaming flagship berbasis Android, serta aksesoris gaming (seperti earphone tws, funcooler, dan lainnya).
Sementara perusahaan Xiaomi berperan sebagai investor untuk teknologi black shark, dengan jumlah investasi yang besar. Sehingga tidak jarang keduanya sangat dekat.
Jadi Black Shark bukan merek Xiaomi atau perangkat sub-merek seperti Poco atau Redmi.
Kesimpulan, karena POCO lebih menonjol dalam hal performa, tidak jarang mereka produknya sering di iklankan oleh Gamer. Jadi bisa dikatakan jajaran ini ditujukan bagi orang yang membutuhkan performa tinggi, terutama untuk bermain game.